11/01/10

SATPOL PP ‘NYERAH’

Untuk kedua kalinya, Dinas Ketertiban dan Satpol PP Denpasar menyasar pedagang terompet, kembang api, dan petasan di sepanjang Jalan Sudirman. Sebagaimana penyasaran pertama lalu, tim dari Satpol PP tidak berkutik menghadapi pedagang yang dianggap membandel tersebut. Bahkan Satpol PP langsung mundur saat pedagang menyodorkan surat rekomendasi dari mereka yang menamakan diri Anak Kolong Sudirman (Akos) yang menyokong para pedagang.

Rata-rata setiap pedagang mengantongi surat rekomendasi itu. Misalnya saat salah satu personel Satpol PP mendatangi salah satu pedagang yang tidak mau menyebutkan namanya. Sebagaimana tim penegak perda lainnya, awalnya personel Satpol PP memperlihatkan sikap tegasnya. “Bapak sudah dapat izin berjualan di sini (Jalan Sudirman)?,” tanya personel Satpol PP kepada pedagang itu. Dengan tanpa berkomentar, pedagang itu langsung menyodorkan sebuah surat yang sudah usang dan mulai robek. Di bagian kop surat itu tertulis Anak Kolong Sudirman (Akos) dengan nomor surat 07/XII/AKOS/2009. Surat yang ditujukan kepada pedagang terompet itu berisi tiga poin. Pertama, langkah antisipasi pedagang terompet dan kembang api musiman. Kedua Akos dengan bekerjasama dengan Satpol PP Denpasar wajib mengatur pedagang sehingga tidak mengganggu ketertiban warga. Dan ketiga, pedagang terompet dan kembang api dilarang berjualan di bagu atau badan jalan, dilarang berjualan minuman keras, dan harus menjaga kebersihan. Setelah menerima surat itu, personel Satpol PP tersebut pun langsung pergi dan memeriksa pedagang lainnya.

Meski selama ini Dinas Tramtib gencar menggaruk pedagang di atas trotor, tapi dalam razia kemarin tidak ada satu pun yang digaruk. Padahal dalam pengamatan NusaBali beberapa hari terakhir, rata-rata pedagang menaruh dagangannya di atas trotoar. Dikonfirmasi hal itu, Kasi Pengembangan Kapasitas Dinas Tramtib Denpasar Rai Darmawan mengaku tidak mempermasalahkan pedagang terompet dan kembang api menjajakan dagangannya di Jalan Sudirman. “Yang penting tidak di atas trotoar atau badan jalan,” kata Darmawan yang ditemui di lokasi, Rabu (30/12).

Sebagaimana aparat kepolisian, pihaknya pun pasti akan mengamankan bila ada pedagang yang menjajakan petasan. Dirinya khawatir penjualan petasan ini akan memicu melonjaknya angka kebakaran di Denpasar. Dirinya yakin pedagang kembang api pasti disertai dengan berjualan petasan. Tapi soal maraknya penjualan petasan itu, Darmawan tidak mau berkomentar banyak, alasannya kewenangan aparat kepolisian. “Saat musim hujan saja masih rawan menimbulkan kebakaran apalagi saat musim kemarau,” tambahnya. Tapi dirinya mengaku heran banyaknya petasan yang berhasil masuk ke Denpasar. Padahal beberapa hari sebelumnya petasan yang akan dimasukkan ke Bali berhasil digagalkan di Pelabuhan Gilimanuk. Saat ditanya kemungkinan dimasukkan lewat Pelabuhan Benoa, Darmawan memastikan tidak mungkin terjadi. Sebab dari laporan personel Satpol PP yang menjaga Pelabuhan Benoa, belum pernah ada laporan masuknya petasan ke Denpasar. “Kita tahunya tiba-tiba sudah ada di sini,” urai Darmawan.

Petugas gabungan dari Poltabes Denpasar dan satu peleton satuan dari Kodam IX Udayana merazia pedagang petasan di Denpasar, Rabu kemarin. Dari tempat tersebut, ribuan petasan diamankan oleh polisi.

Razia kemarin dilakukan untuk meredam situasi malam tahun baru yang biasa ditandai dengan menyalakan petasan. Setidaknya tiga lokasi yang biasa digunakan untuk mangkal para pedagang itu dirazia. Tempat tersebut adalah Jalan Sudirman, Jalan Raya Puputan, dan Jalan Teuku Umar. Ratusan petasan berbagai jenis yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah disita.

Razia petasan dipimpin Kabag Ops Poltabes Denpasar Kompol Tomy Bambang, dan Kasat Samapta Poltabes Kompol Nyoman Sebudi. Sebanyak 1 peleton satuan Koramil, 60 personel polisi, dan Satpol PP diikutkan dalam razia tersebut.

Sementara itu, beberapa spesifikasi petasan yang dapat disita tersebut berdaya ledak tinggi, yang bisa memicu kebakaran. Masing-masing petasan berdiameter 2,5 inci, besar lingkaran 5 cm, dan panjang 2 meter. 7 di, h http://www.nusabali.com/opendoc.php?page=2&id=22874&date=2010-01-02%2004:23:49

1 komentar:

  1. Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.

    BalasHapus