18/12/09

Di Karangasem, Hunian Hotel Hanya 30 Persen

Hotel di Karangasem bulan ini belum kecipratan tamu dari hotel di kawasan Badung dan Denpasar, mengingat di Nusa Dua tingkat hunian kamar hotel baru berkisar 60 persen. Akibatnya, tingkat hunian hotel di Karangasem juga masih rendah atau baru sekitar 30 persen, dan itu tergolong sangat rendah.

Sekretaris BPC PHRI Karangasem Wayan Kariasa menyampaikan itu Sabtu (12/12) di Candidasa saat pembukaan pelatihan usaha pariwisata kerja sama Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali dan PHRI Karangasem.

Menurut Kariasa, apabila tingkat hunian kamar hotel di Nusa Dua, Kuta atau Sanur sudah mencapai 80 persen, biasanya mulai ada wisman yang memilih menginap di Karangasem guna mencari ketenangan. Sekarang ada tamu yang datang dan langsung menginap di hotel-hotel di Karangasem tetapi tak begitu banyak dan kini tingkat hunian kamar hotel baru 30 persen. Hal itu sangat rendah dan cukup berat dirasakan pengelola hotel dan restoran.

''Bahkan, Desember ini belum tampak kenaikan kunjungan wisman, padahal tahun sebelumnya menjelang tutup tahun sudah ada peningkatan,'' tutur Kariasa.

Ketua BPC PHRI Karangasem I Wayan Tama menambahkan, guna memperkenalkan Karangasem ke depan ke dunia pariwisata yang lebih luas, khususnya kawasan Kubu, hendaknya bersama-sama diprogramkan menjadi kawasan pengembangan wisata elite. Pasalnya, hal itu sangat potensial dan Karangasem sebenarnya sudah mulai menjadi primadona dan cenderung mulai ada pergeseran orientasi minat wisman menginap dari Ubud, Kuta dan Nusa Dua ke kawasan Karangasem. ''Selama ini sudah kian banyak wisatawan Jerman dan Swiss langsung menginap ke Kubu,'' paparnya.

Tama mengakui merajalelanya vila di Karangasem yang dicurigai tanpa izin sangat merugikan pemerintah, karena tamu tak membayar PHR. Oleh krena itu, hendaknya para pemilik vila menyadari kewajibannya kepada pemerintah, terutama ini dalam rangka ikut mensejahterakan masyarakat Karangasem dengan membayar pajak. ''Pengelola vila yang belum berizin ini harus kita rangkul dan diberi pengertian sehingga dia tahu dan mau memenuhi kewajibannya untuk pembangunan di Karangasem,'' ujar Tama.

Dia juga mengatakan belakangan ini banyak kritikan bahwa ada kawasan wisata yang kumuh karena perkembangannya semerawut. Bahkan, katanya, pembangunan hotel baru atau vila sulit dikendalikan dengan peraturan yang ada. (013) http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberitaindex&kid=2&id=26178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar